![]() |
Konsorsium Aktivis NTB saat melakukan aksi di depan Kantor Gubernur NTB, Jum'at (11/04/2025). |
Poin Masalah Struktural yang Diangkat:
• Tidak adanya regulasi khusus untuk pembebasan biaya ambulans bagi jenazah dari keluarga miskin.
• Ketiadaan mekanisme tanggap darurat sosial di dalam struktur manajemen RSUP, yang memungkinkan intervensi cepat dalam kasus krisis kemanusiaan.
• Minimnya transparansi pengelolaan dana sosial RSUP, yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kasus-kasus kemanusiaan mendesak.
• Rendahnya kualitas reformasi birokrasi pelayanan, di mana aspek efisiensi mengalahkan aspek kemanusiaan.
Tuntutan Kritis & Solutif kepada Gubernur NTB:
• Copot Direktur RSUP NTB sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan manajerial atas kegagalan tata kelola.
• Segera dorong lahirnya Perda tentang Penggratisan Pemulangan Jenazah bagi warga miskin, sebagai bentuk keberpihakan pada hak atas pelayanan akhir hayat yang bermartabat.
• Lakukan audit independen menyeluruh terhadap pengelolaan RSUP NTB, terutama dalam aspek dana sosial, layanan pasien BPJS, dan SOP pelayanan darurat.
• Reformasi struktural dan budaya layanan di RSUP, termasuk pelatihan ulang tenaga medis agar memiliki kepekaan sosial dan empati dalam menangani kasus kemiskinan.
• Terapkan sistem meritokrasi dalam pengangkatan pejabat publik di sektor layanan, agar jabatan strategis diisi oleh individu yang berorientasi pada kualitas, integritas, dan keberpihakan pada rakyat.
Sayangnya, tidak satu pun perwakilan dari Pemerintah Provinsi NTB yang menemui massa aksi. Karena itu, Konsorsium Aktivis NTB menyampaikan ultimatum tegas.
“Jika tidak ada tindakan nyata dalam waktu dekat dari Gubernur NTB, kami akan mengonsolidasikan aksi lanjutan secara massif dan berkelanjutan. Ini bukan sekadar desakan, ini perjuangan hak warga atas pelayanan yang adil dan manusiawi.” tutupnya.(Ham).
0 Komentar